Tek Editorial

#Rangkuman
#Materi


Kalian pasti pernah membaca koran, bukan? Setiap hari redaktur selalu membuat artikel yang menyoroti suatu berita aktual yang sedang terjadi.
Dengan membaca teks editorial kita tidak hanya sekadar tahu peristiwa yang sedang terjadi seperti saat kita membaca berita. Namun, dengan membaca teks editorial kita pun akan lebih memahami dan bisa bersikap kritis. Hal ini karena di dalam teks editorial ada pendapat-pendapat (penulis, redaksi) yang bisa memperjelas pemahaman kita mengenai peristiwa yang menjadi ulasan. Dengan sering membaca ataupun menyimak teks editorial diharapkan suapaya lebih bijak dalam menanggapi suatu berita dan lebih dewasa dalam menghadapi suatu persoalan yang terjadi di lingkungan.

Untuk lebih membantu kalian dalam memahami teks editorial, pelajari rangkuman berikut mengenai editorial secara menyeluruh.

A. Pengertian Teks Editorial
Teks editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa (berita) aktual, fenomenal, sedang menjadi sorotan, dan kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat).Teks editorial disebut juga tajuk rencana.
Sebetulnya teks editorial tidak hanya ditemukan di media cetak tetapi juga di media elektronik. Hal yang ditanggapi penulis bisa terjadi di dalam maupun luar negeri. Peristiwanya bisa berhubungan dengan masalah politik, sosial budaya, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain selama masih menjadi pembicaraan publik.

B. Perbedaan Fakta dan Opini
 1.       Fakta
Fakta adalah hal, keadaan, peristiwa yang merupakan kenyataan atau sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh sebab itu, fakta sulit terbantahkan karena dapat dilihat, didengar, atau diketahui oleh banyak pihak. Fakta yang disajikan dalam teks editorial berupa peristiwa dan data-data terkait dengan peristiwa yang dibahas.
Fakta ada dua macam, yaitu :
a.       Fakta Umum
Contoh : Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen.
b.      Fakta Khusus
Contoh : Pada tanggal 14 Agustus telah terjadi gempa bumi sebesar 7 SR di Lombok.
            Ciri-ciri fakta :
·         Peristiwa benar-benar terjadi;
·         Waktu, tempat, dan tanggal peristiwa jelas (fakta khusus);
·         Diperkuat dengan angka-angka.
Contoh kalimat fakta yang terdapat pada teks editorial “Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina”
a.)    Pertamina menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50 persen.
b.)    Akibatnya sampai di tingkat harganya menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00.
c.)    Bahkan di lokasi yang relatif jauh dari pangkalan, mencapai Rp150.000,00-Rp200.000,00
2.     2. Opini
Opini adalah sependapat , pandangan, gagasan seseorang. Selain fakta, teks editorial juga dilengkapi dengan opini atau tanggapan redaksi untuk mendukung pandangan atau sikapnya terhadap perisitwa yang sedang dibahas. Opini dalam teks editorial dapat berupa penilaian, kritik, prediksi, harapan, dan saran penyelesaian masalah.
Opini-opini dalam editorial menyoroti hal-hal berikut.
a.       Penilaian positif atau negatif terhada masalah yang dikupas.
b.      Harapan redaktur atau harapan masyarakat luas.
c.       Pendapat redaksi yang menyorot pendapat/kebijakan tokoh penting yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik setuju atau a.       tidak setuju
Contoh opini yang erdapat pada teks editorial "Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina"
  • ·         Kritik : Kenaikan harga itu merupakan kado tahun baru 2014 yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis.
  • ·         Penilaian : Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi lain, perusahaan memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi Indonesia.
  • ·         Prediksi : Redaksi menduga bahwa pengakuan pemerintah yang tidak mengetahui rencana kenaikan harga elpiji hingga 50% itu tidak benar.
  • ·         Harapan : Permerintah seharusnya menggunakan keuntungan besar dari hasil tambang minyak dan gas untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
  • ·         Saran : Caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian peresen untuk menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.

C. Struktur Teks Editorial
Berikut ini adalah struktur teks editorial :
1. Pengenalan isu
Pengenalan isu merupakan bagian pendahuluan pada teks editorial yang berfungiuntuk mengenalkan isu atau persoalan yang akan dibahas pada teks editorial. Pada bagian ini disajikan peristiwa persoalan yang aktual, fenomenal, dan kontroversial.
2. Penyampaian pendapat/gagasan/alasan
Penyampaian pendapat merupakan bagian yang menyampaikan pembahasan yang berisi tanggapan redaksi terhadap isu yang sudah diperkenalkan pada bagian sebelumnya.
3. Penegasan
Penegasan adalah bagian teks editorial yang berupa simpulan, saran atau rekomendasi terhadap persoalan atau isu isu yang dibahas. Selain itu, di dalamnya juga terdapat harapan redaksi kepada pihak yang terkait terhadap isu atau persoalan tersebut.

berikut adalah contoh teks editorial beserta identifikasi strukturnya.

Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina

Pertamina mengirim kado tahun baru 2014 yang baik kepada masyarakat. Menaikkan harga elpiji tabung 12 kg lebih dari 50%. Akibatnya, sampai di tingkat konsumen harganya menjadi Rp125.000,00 hingga Rp130.000,00. Bahkan di lokasi yang relatif jauh dari pangkalan mencapai Rp150.000,00 hingga Rp200.000,00.
Sungguh kenaikan harga itu merupakan kata yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis. Masyarakat sebagai konsumen menjaditerkaget-kaget karena kenaikan harga tanpa didahului sosialisasi. Pertamina memutuskan secara sepihak seraya mengiringinya dengan alasan yang terkesan logis. Merugi Rp22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan di Jawa Timur meminta Wakil Presiden menggelar rapat mendadak dengan para menteri terkait. Mendengarkan penjelasan Direksi Pertamina dan pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya dilaporkan kepada Presiden. Berdasar kesimpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.
Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg itu seraya mengiringinya dengan pertanyaan. Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberitahu mengenai rencan Pertamina menaikkan secara sewenang-wenang. Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanati undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberitahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.
Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa saja di antara kita menengarai langkah pemerintah itu sebagai reaksi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk kekagetan atas reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas. malah boleh jadi ada politisi yang mengkategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.
Kita tidak bisa menerima sepenuhnya alasan merugi Rp22 triliun selama 6 tahun menjadi regulator elpiji sehingga serta-merta Pertamina menaikkan harga elpiji. Dalam peran dan tugasnya yang mulia inilah Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat keputusan. Sebab di sisi lain perusahaan memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang minyak dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi Indonesia.
Keuntungan besar itulah yang seharusnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. caranya dengan mengambil atau menyisihkan sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat menengah ke bawah.

Identifikasi struktur teks di atas :

Struktur Teks
Paragraf ke-
Pengenalan isu
1
Penyampaian pendapat/argumen
2,3,4,5, dan 6
Penegasan
7


D. Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
Kaidah kebahasaan teks editorial tergolong ke dalam kaidah kebahasaan berciri bahasa jurnalistik.
Terdapat 4 ciri-ciri kaidah dari bahasa jurnalistik yaitu :
1. Pengunaan kalimat retoris
Kalimat retoris merupakan kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapapatkan jawabannya. Penggunaan kalimat retorik pada teks editorial bertujuan agar pembacanya merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu atau berubah pandangannya terhadap isu yang dibahas.
Contoh : Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberitahu mengenai rencana Pertamina menaikkan harga elpiji?

2. Menggunakan kata-kata populer
Maksud menggunakan kata-kata populer, agar masyarakat mudah mengerti maksud dari kata-kata tersebut. Jadi, pembaca akan tetap mersa rileks meskipun membaca masalah yang serius dipenuhi dengan tanggapan kritis.
Contoh : terkaget-kaget, pencitraan, dan menengarai.

3. Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang menjadi fokus ulasan.
Contoh :
a.       Sungguh kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis.
b.      Berdasarkan simpulan itulah, pesiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang dirumuskan pada hari Minggu kemarin.
c.       Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberitahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.

4.      4. Banyaknya menggunakan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, oleh sebab itu. Hal ini terkait dengan penggunaan argumen yang dikemukakan redaktur berkenaan dengan masalah yang dikupasnya.
Contoh :
a.       Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi.
b.      Malah boleh jadi ada politisi yang mengkategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi rakyat.
E. Langkah-Langkah Menyusun Teks Editorial
Berikut ini langkah-langkah menyusun teks editorial.
1.      Menentukan topik
Penentuan topik menjadi langkah awal dalam menyusun teks editorial. Pemilihan topik harus berkaitan dengan isu yang akan menjadi dasar penulisan teks editorial. Pilihlah isu dengan topik yang menarik minat baca masyarakat luas.
Contoh : politik.
2.      Menentukan tujuan
Dalam memnetukan tujuan teks editorial yang akan disusun haruslah tidak lepas dari tujuan teks editorial itu sendiri. Tujuan teks editorial yaitu:
a.       Mengajak pembaca untuk ikut berpikir dalam masalah (isu/topik) yang sedang hangat terjadi di kehidupan sekitar.
b.      Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang berkembang.
Contoh :
·         Untuk meyakinkan bahwa pilkada serentak menguntungkan partai
·         Untuk menjelaskan kemeriahan perayaan tahun baru di berbagai daerah.
3.      Mencari bahan teks
Dalam mencari bahan teks editorial dapat dilakuakan dengan membaca surat kabar, majalah, berita, dan internet. Data berupa fakta-fakta yang berhubungan dengan topik akan sangat mendukung pendapat yang sudah dibuat.
4.      Mengklasifikasi bahan dan disusun dalam kerangka karangan sesuai dengan struktur. Setelah selesai mengumpulkan bahan, datalah fakta-fakta dan opini mengenai topik dan isu yang telah ditentukan. Setelah itu susun data dan bahan tersebut sesuai dengan struktur teks editorial.
5.      Mengembangkannya
Penyusunan editorial dapat dirembukkan dengan anggota redaksi. Rembukan tersebut perlu dilakukan agar dapat menghubungkan antara isu atau topik yang ditulis dengan sikap media. Tidak hanya isu yang perlu disepakati bersama tetapi juga detail dan contoh yang akan diungkapkan dalam editorial tersebut. Setelah itu, diskusikan pula tentang opini yang akan disampaikan dan solusi yang akan diberikan dalam editorial. Lalu, kembangkanlah teks editorial dengan memperhatikan hal-hal yang sudah didiskusikan bersama.
6.      Mengedit
Periksa kembali teks yang sudah dibuat agar kaidah kebahasaan, tanda baca, dan kalimatnya sudah padu dan siap untuk dibaca para pembaca.
7.      Memublikasikan
F. Hal yang Perlu Diperhatikan
1. Judul menggambarkan isi
Dalam pembuatan teks editorial, isi yang dibahas haruslah sesuai dengan judul atau topik yang dibahas. Diperbolehkan menyinggung hal lain yang sesuai dengan topik tetapi tidak terlalu luas sehingga masalah yang dibahas tetap menjadi topik utama. Misalnya teks editorial berjudul “Pengangguran Makin Bertambah” haruslah menyinggung masalah pengangguran yang semakin bertambah dan boleh menyinggung mengenai hal lain misalnya, menyinggung mengenai meningkatkan mutu pendidikan untuk mengatasi pengangguran tetapi hal tersebut tidak sampai menjadi topik utama.
2. Struktur teks editorial lengkap meliputi tesis, argumen, dan penegasan.
Dalam penulisan sebuah teks haruslah diperhatikan strukturnya, struktur teks ditulis lengkap meliputi tesis, argumen, dan penegasan.
3. Isu aktual tepat sesuai dengan berita
Isu yang dibahas haruslah sesuai dengan isi berita, penulisan teks editorial tidak boleh keluar dari isi berita yang ada, karena isi teks harus dapat dipertanggungjawabkan.
4. Argumen disertai fakta dengan fakta pendukung dan/atau alasan logis
Fakta pendukung dan alasan logis diperlukan agar tidak menimbulkan fitnah dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Saran/rekomendasi yang diberikan benar-benar bisa menjadi solusi dan praktis
Saran yang dibuat tidak boleh bertele-tele agar mudah dipahami oleh pembaca dan saran yang diberikan haruslah dapat dijadikan solusi.
6. Unsur kebahasaan
Unsur kebahasaan yang digunakan harus seusai dengan unsur kebahasaan pada teks editorial.


Demikian rangkuman materi yang membahas tentang teks editorial secara menyeluruh yang mencakup 6 poin penting sekiranya sukup lengkap. Semoga materi di atas bermanfaat :3






sumber : Buku Bahasa Indonesia k13 edisi revisi 2018

Comments

Popular posts from this blog

Biji Monokotil & Biji Dikotil

Makalah Kapitan Pattimura